Tulisan jalan

Apa yang aku tulis belum tentu diriku sendiri. Dan apa yang kamu baca belum tentu kamu :)

Minggu, 10 Februari 2013

Bila nanti


Bila nanti sang waktu telah memisahkan kita, jangan pernah lupakan aku ya. Jangan pernah lupakan semua kenangan yang pernah kita buat. Walaupun sebenarnya aku tak pernah mengharapkan waktu itu datang kepada kita. Tapi apa daya? Masa depan yang ingin kamu dan aku capai akan membuat kita terpisah jarak dan waktu. Jika nanti kita benar-benar terpisah, aku mohon kontak komunikasi kita juga jangan ikut diputusin yah. Apalagi kontak persaudaraan :’)

Rabu, 30 Januari 2013

Kata Hati


“Ketika tak ada lagi yang bisa kau percaya, ikuti kata hati. Begitu seharusnya bukan?” - @benzbara_

Yah, aku juga berfikir yang sama dengan kata-kata diatas. Ketika semua orang yang kita percaya sudah tak bisa kita andalkan. Ketika pikiran mulai tak sejalan dengan keadaan. Hanya “Kata Hati” yang bisa kita percaya. Tak ada lagi selain hati. Perasaan seakan menjadi takut. Ketika kepercayaan kita ternyata hanya disia-siakan. Hanya dianggap sampah yang tak berarti. Jiwa mulai was-was dengan orang-orang disekililing yang berkata “aku janji akan jaga rahasiamu deh” apa kata itu bisa dipertanggung jawabkan? Aku ragu. Dan kini aku juga mulai takut untuk memasuki dunia “Cinta” lagi setelah “Cinta” yang dulu disia-siakan. Cinta yang besar. Cinta yang penuh pengorbanan. Dan cinta yang penuh arti. Sekian lama menanti, sekian lama menunggu kepastian tapi hasilnya nihil. Yang dulu selalu akrab, sekarang bermusuhan. Entah. Aku yang salah atau kamu disana yang selalu menganggap aku serba salah. Kamu bilang aku bohong. Bohong dimana? Apa yang bohong? Ketika air mata sudah keluar dan aku berkata “rindu” padamu apa kau juga masih menyebut aku bohong dengan itu? Kejam sekali kamu! Sebenarnya aku yang terlalu perasa apa kamu yang terlalu tidak PEKA? Atau mungkin kamu sudah bosan? Hei look at me! Aku yang bosan! Bosan membohongi orang-orang disekelilingku dengan aku berkata “aku bahagia” sekarang. Aku yang bosan! Harus menahan amarah dan selalu mengalah! Hei, I’m a woman! I have heart not for your hurt! I’m a weak! With your attitude. Sekarang ditambah lagi dengan orang yang kita percaya lama kelamaan menghilang. Why it’s happend to me God? Why? Aku yakin kalian juga pernah merasakan itu. Ketika orang yang kamu cintai menghilang. Selalu disalahkan. Dan selalu merasa bodoh di depannya!

Kamis, 24 Januari 2013

Apa Salahku?


Nggak tau lagi apa yang kurasa. Nggak tau. Aku terlalu menderita untuk ini semua. Kamu mencintaiku. Aku mencintaimu. Tapi Tuhan tak mempersatukan kita. Apa salahku? Aku hanya ingin mendapatkan kebahagiaan bersamamu. Hari-hari telah aku lewati denganmu. Senang, sedih, suka, duka. Tak adil memang.
Ketika aku ingin bersatu denganmu tapi tangan tuhan tak mengehendaki. Tak adil memang, ketika aku berharap rasa cintamu itu hanya untukku tapi ternyata tidak!

Tuhan, aku bisa apa dengan ini semua? Aku bisa apa? Apa salahku? Apa salahku sehingga kau tak mempersatukan kami? Kami saling menyayangi tuhan. Tapi mengapa kau tega tak menyatukan kami? Apa yang kurang dariku? Aku selalu berusaha taat kepada-MU. Tapi aku juga bisa apa jika memang ini yang telah Engkau tulis?

Selasa, 22 Januari 2013

Anggap saja ini Surat dariku :")


Aku tak tahu apakah aku masih mampu menahan rindu ini yang kian lama kian terbengkalai. Sengajakah kau? Atau memang kau sudah tak memperdulikannya lagi? sungguh sebenarnya  aku sangat bingung. Semakin lama, kau semakin terasa jauh. Aku merindukanmu, tapi aku tak merasakan bahwa kau juga merindukanku. Sekarang salah siapa sih? Kau yang tak mau tahu atau memang aku yang terlalu perasa?
Kau tahu tak? Aku suka menulisnya, ini adalah sesuatu yang tak bisa aku ucapkan secara langsung di hadapanmu. Aku tak perlu menangis untuk menunjukan apa yang aku rasa. cukup dengan kau membacanya semoga saja kau mengerti.

Jumat, 18 Januari 2013

Cinta dan Benci part 3

 ***
Tak terasa, masa OSPEK pun telah berlalu. Kini Diana resmi menjadi mahasiswi di universitas itu. Entah mengapa, sejak pertama dia berkenalan dengan Daniel dia selalu memikirkannya. Selalu dan haanya Daniel yang mehiasi kepalanya. Daniel bak malaikat yang turun tepat di hadapan Diana yang sedang kesepian hatinya. Daniel tampan, baik, tidak sombong dan terlebih care dengannya. Tapi, perjuangan diana sepertinya akan terasa berat karena selalu terhalang oleh Dewi. Yak, Dewi selalu menghawasi Diana kemanapun diana pergi dengan daniel. Tapi sepertinya Daniel juga memiliki perasaan yang sama terhadap diana. Dia selalu ada dimanapun dan bagaimanapun kondisi diana. Bak kompor yang meledak, tiba-tiba ada sms datang dari handphone diana yang berisi:
"Hai diana...aku mau mengajakmu ke sebuah tempat. Datanglah ke taman kota nanti jam 7 malam ya. Aku akan menunggumu di bawah air mancur. Sampai bertemu nanti diana. Daniel~"

"Dari mana anak itu mendapat nomer handphoneku? Lalu mengapa dia tiba-tiba mengajakku ke taman itu?" pertanyaan itu muncul seketika di kepala diana ketika membaca pesan dari daniel. Tanpa menunggu lama, diana langsung bersiap-siap menuju ke taman kota.
*
"Emm..air mancurnya dimana sih? Oh itu dia" gumam diana
"Hai diana, akhirnya kamu datang juga"
"Ehehe, iya pasti aku datang lah. Ada apa sih emang kamu ngajak aku kesini?"
"Aku mau nunjukin kamu sesuatu. (sambil menunjuk ke langit)" ucap daniel
"Ada apa? Biasa-biasa aja deh niel"
"Liat deh, bintanngya cantik kan?"
"Emm..iya cantik banget"
"Tapi, bintang itu kalah cantik dengan kamu. Kamulah yang tercantik diantara mereka. Ini tujuanku mengajakmu kesini. Aku ingin menunjukkan ke kamu bahwa kamu itu lebih cantik dari mereka :)" ucap daniel
"Ahh daniel. Aku kan nggak cantik. Aku wanita yang biasa saja kok niel. Jangan berlebihan"
"Aku tak berlebihan. Aku jujur. Coba kau lihat wajahmu di kolam air mancur ini. Cantik bukan? Itulah dirimu"
"Tapi terkadang aku selalu kurang PD dengan diriku sendiri daniel!!" gumam diana
"Diana, wanita cantik itu bukan dilihat dari wajahnya? Tapi dari kepribadiannya. Percuma cantik kalau kepribadiannya jelek. Iya kan?"
"Oh iya bener sekali katamu tadi niel. Makasih yah :)"
Mereka pun berbicara sangat lama sampai terjadi percakapan yang mengagetkan lagi dan membuat hati diana seperti di guncang badai
*
"Eh daniel, coba liat deh bulannya (nunjuk bulan)"
 "Iya..emang ada apa dengan bulannya?" tanya daniel
"Bulannya itu kan bercahaya seperti kamu. Bulan itu adalah pelengkap bintang di malam hari. Tanpa adanya bulan, bumi akan gelap dan terasa tak akan indah. Beruntung yah pasti nanti wanita yang memiliki kamu"
"Emm..Diana?"
"Iya daniel?"
"Aku mau kamu yang menjadi pelengkap bintang itu. Aku mau kamu menjadi pelengkap di dalam kehidupanku." ucap daniel
"Maksud kamu niel? :o"
"Kamu mau jadi pacarku? Biarkan aku menjadi pelengkap hidupmu. Aku mohon"
"Emm..aku gabisa niel"
"Apaa?? kamu gabisa?" teriak daniel
"Aku gabisa nolak kamu daniel :) Aku mau menjadi pelengkap hidupmu. Aku mau menemani kamu bagaimanapun dan dimanapun kamu. Aku mau menjadi sosok yang paling berharga untukmu :)" ucap diana
takhirnya pun mereka menjadi sepasang kekasih yang saling melengkapi. Kehidupan diana dan daniel jauh lebih baik. Mereka saling mengingatkan, mereka saling ada, dan mereka selalu care. Tapi kebahagiaan mereka itu hanya sekejap sebelum masalah itu datang...

*bersambung

Minggu, 13 Januari 2013

Cinta dan Benci part 2

**
(membuka pintu) "Hahhh...capekkk!!" muka kusut Diana sepulang dari Ospek langsung di tanggapi oleh Mamahnya.
 "Gimana sayang ospeknya? seneng kan?"
" Duh mamah! Seneng dari mana? Capek iyaaa"
" Hahaha sabar sayang. Anggap aja kamu itu lagi diuji. Udah sana ke kamar buruan ganti baju. Kamu bau banget nih (sambil menutup hidung)
" Ihh mamahhh...!!"

* Ospek hari kedua 2
Senior 1 : " Selamat pagi semua. Hari ini kita akan mengadakan uji ketangkasan. Kami akan membagi kalian kedalam kelompok. Satu kelompok hanya ada 2 orang. Sekarang cari teman untuk menjadi kelompok kalian. SEKARANG!!!"
Diana pun mulai kebingungan. Karena hanya dia seorang yang tidak memiliki pasangan untuk kelompoknya
"aduh, gimana nih? Pasti nanti bakalan di hukum sama senior.." (dengan wajah gelisah)
"hay Diana...mana pasangan kamu?"
"eh kak Daniel...a..a..aku belum dapet pasangan nih. Gimana dong :("
"emm, sama aku mau?" ucap daniel sambil tersenyum
" loh tapi, nanti kalo di marahin sama kakak senior yang lain gimana dong kak? :o"
"udahlah, itu urusan aku. Oh yah, kamu boleh manggil aku kakak pas Ospek aja yah. Kalo nggak Ospek gausah pakek "Kak". Gimana mau sama aku nggak?" tawar daniel
"emm..iya deh kak :)"
Setelah Diana mendapat pasangan yaitu Seniornya sendiri Daniel, dia pun merasa lega bak terbang ke langit ketuju...
"Bagaimana? Sudah dapat pasangan kan kalian semua? tanya senior 2
"Sudah kakk.." jawab semua peserta ospek
" Loh, kamu ngapain di barisan peserta niel? :o" tanya Senior 2
" em, gue mau jadi pasangannya Diana. Kasian dia gak dapet pasangan wi"
 "eh, gak bisa gitu dong. Enak aja!!" (dengan muka cemburu)
" Udah deh Dewi! Biarin aja kenapa sih? Biarin sesuka daniel aja lah. Itung2 kita juga biar nggak terlalu jahat gitu" senior 1
" uuuhhh yaudah deh Fah."
Dan uji ketangkasanpun dimualai. Diana sedikit grogi ketika harus berpasangan dengan Daniel sang malaikat yang selalu muncul ketika dia kesusahan. Uji ketangkasan yang pertama adalah tes kekompakan dengan membawa balon di punggung mereka sampai ke finish tanpa boleh jatuh.
"duh, gimana nih kak? Bisa nggak yah kita?"
"udah, percaya ke aku aja. Kita pasti bisa kok. Tenang aja."
" emm..iyaa..."
Tanpa disadari, gerak-gerik Diana dan Daniel telah di perhatikan oleh Dewi sejak awal. Oh iya, Dewi adalah mahasiswi semester 4. Dewi satu kelas dengan Daniel. Dan parahnya lagi adalah Dewi menyukai Daniel sejak pertama dia Kuliah. Maka dari itu dewi selalu cemburu bila Daniel dekat dengan wanita lain.
"Ihh..Sialan tuh si anak baru! Beraninya dia ngerebut daniel dari gue! Siapa sih dia? Gue harus cari tahu tentang cewek itu! Sialan!" ucap Dewi
Tak terasa, kini adalah waktu Daniel dan Diana menguji kekompakan mereka
"kamu siap kan na?"
"siap kok kak!"
"pegang tanganku yah biar kita seimbang. Seiramakan langkah kakimu dengan langkah kakiku. Ikuti semua aba-aba dariku yah"
"apa kak? pegangan tangan? :o" ucap diana dengan kaget
"iyaa, biar kita seimbang. Sekarang pegang tanganku (menyodorkan tangannya)"
(dengan perasaan deg-degan diana pun memegang tangan daniel)
"oke, sekarang ke kiri. Pelan-pelan jalannya diana. Jangan buru-buru. Sekarang ke kiri lagi. Pelan diana" ucap Daniel
(dengan wajah tegang diana pun mengikuti semua apa yang di ucapkan daniel)
"Yeeee kita berhasil kak!! (sambil memeluk daniel)"
"(dengan muka bingung karena tiba-tiba langsung dipeluk diana, daniel pun hanya tersenyum)"
"ehh..maaf kak tadi spontan" desah diana kebingungan
"iya gapapa kok. Tenang aja. Tuh kan, kalo kita saling percaya pasti kita bisa"
"iya kak. Makasih banyak yah :)"

*jam pulang pun sudah terdengar. Tetapi Diana masih di kampus karena dia masih terjebak hujan.
"aduh, kok hujan sih? Gimana nih.."
tanpa dia sadari di belakangnya telah ada Daniel
"Nunggu jemputan yah?" tanya Daniel
"Enggak kok kak. Cuman nunggu ujannya reda aja."
"Eh, manggil kak nya pas ospek aja na. Kalo udah pulang panggil daniel aja."
"Eh iya lupa maaf"
"haha, iya. Kok kamu megangin tangan kamu segitunya banget sih? kamu kedinginan?"
"iya nih niel. Abis bajuku tadi basah (sambil mendekap tangannya)"
"(membuka jaket dan memakaikannya di pundak Diana) nih pakek aja"
"tapi..kamu nanti pakek apa? :o"
"udah pakek aja. Kamu kan lagi kedinginan. Eh, jemputanku udah dateng. Mau sekalian bareng sama aku nggak?"
"enggak usah daniel. Makasih banget yah kamu udah baik sama aku"
"Oke, bye ana.."
(melambaikan tangannya untuk daniel)
Oh Tuhan, mengapa dia begitu baik terhadapku? Mengapa jantungku selalu berdegub kencang ketika berada di sampingnya? Ada pa denganku ini ya tuhan? Dia tampan, baik, gak sombong, dan perhatian banget. Mungkinkah aku mencintainya? Apa aku suka terhadapnya? ya ampun...

*bersambung

Rabu, 09 Januari 2013

Cinta dan Benci part 1

Pagi ini sangat cerah. Burung-burung bernyanyian membangunkanku, matahari mencoba memanggil namaku untuk bangkit, dan angin semilir yang mulai mengetuk jendelaku. Aku mulai mencoba membuka jendela sambil menguap dan perlahan menengok ke arah jam dinding.
"Oh Tuhan, jam setengah 7? Mampus gue telat OSPEK!! " cetus Diana. Oh iya lupa, namaku Diana Kartika Putri. Umurku 19 tahun dan aku adalah calon mahasiswi di Universitas swasta Bandung Jawa Barat. Ini adalah hari pertama aku mengikuti Ospek di kampus! Agak deg-degan sih, abis kata temen-temen seniornya udah kayak kucing garong. Galak bangetsss -__-
"Mampus, bisa di hukum gue kalo sampek telat! Aduhhh.." teriak Diana sambil berlari menuju kamar mandi.

*selesai mandi*
"Mah, aku berangkat yah!"
"Loh Diana, sarapan dulu nak. Kamu nanti kelaperan loh sayang..."
"Enggak mah, diana kesiangan nih! Nanti aja diana beli makan di kantin. Diana berangkat ya Mah, Pah. Byee" teriak diana sambil berlari menuju taksi yang sudah di pesannya.
Tanpa disadari jam sudah menunjukan pukul 06.45 WIB. "Mati gue, tinggal 15 menit lagi! Aduh OSPEK nya kan jam 7 pas! Duh gimana nih? Pak cepetan dikit dong pak!!"

*sampai di Kampus
Dengan wajah gelisah dan panik, Diana berlari sekuat tenaga menuju halaman depan kampus untuk berkumpul. Di depan sana sudah ada senior-senior yang akan menguji kami. "Ya ampun, untung tepat waktu gue". Ospek pun di mulai dannnn yah tau sendiri dong gimana rasanya ikut ospek itu gimana? -__-
Awal pertama Ospek, Diana mengikuti tes mental di pos 1. Aduh gila, masak di awal tes udah di bentak-bentak, di suruh push-up, di toyo-toyol nggak karuan. Ampun deh -__- Dannn nama diana pun di panggil.."Diana Kartika Putri! Sini kamu! Cepet jangan lelet!!" teriak Senior 1. "I..i..iya kak" "Sini kamu! Ayo kamu skotjam 20 kali" bentak senior 2 "Skot jam kak? Tapi kak..." "Jangan banyak cerewet! Baru junior aja udah berani ngebantah! Mau jadi apa kamu?" bentak senior 1. Akhirnya pun gue ikutin apa mau senior itu. Yah, walau terpaksa badan gue remuk tapi demi masuk ke Universitas itu gak papa deh. Akhirnya jam istirahat pun datang yang sangat di tunggu-tunggu layaknya malaikat pemberi kebahagiaan bagi para peserta ospek. Tiba-tiba ketika Diana isitarahat sendirian di bawah pohon yang rindang datanglah pria berpostur tinggi, tampan dan perfect bagaikan malaikat yang turun dari surga menghampiri Diana. "Hai, capek ya? Nih minum buat kamu (menyodorkan minum) " "Em, makasih ya kak (mengambil air minum" ucap diana. "Oh iya,namaku Daniel Wiratmaja (nyodorin tangan)" ucap daniel "Oh iya kak daniel.." "Udah, panggil aja aku Daniel. Kamu Diana Kartika Putri kan? (sambil senyum)" "Loh, kok kamu tau namaku? Kan aku belum ngasih tau namaku ke kamu :o" "Aku udah tau nama kamu dari awal kok. Soalnya tanda pengenal kamu tadi jatuh. Mau aku kasih ke kamu tapi kamunya malah udah ngilang nggak tau kemana. Nih tanda pengenal kamu "sambil ngasih" ucap Daniel "Wah, makasih ya kak..eh maksudku daniel. Aku tadi emang nyari tanda pengenalku ini, ngga tau jatuh dimana. Makasih yah :)" "Iya, lain kali hati-hati yah. Tuh udah bel lagi. Sekarang kamu kumpul lagi gih sana. Siap-siap ke pos 2 yah. Nanti ada aku kok"...
Lelaki itu serasa membuat jantung Diana berdegub sangat kencang. Entah mengapa, cara dia memandangku membuat aku suka menatapnya. Ah sudahlah...

*Bersambung...